Melongo di depan rumah, merasa tidak berguna!!

Pagi itu, sebelum sirine ayam membangunkan aku sudah bangun duluan.

Diluar tampak hujan rintik-rintik disertai gelegar yang menggericik. Kasian si ibu , cuciannya gak kering dari kemarin sore karena hujan sampai pagi ini masih berlanjut.

Kasian juga si bapak sekarangkan dia lagi ada minggon di desa , karena hujan terpaksa harus menunggu dulu reda.

Si adik juga kasihan dia masih terkurup dikasur dengan lemah menunggu hujan reda sebelum pergi sekolah.

Ketiganya! Merasa terbebani karena cuaca , kecuali aku..

Mau hujan, mau panas mau turun salju kek tetap saja gak bakalan jadi masalah . Karena gak punya pekerjaan dan kegiatan sehingga tampak tak punya beban.

Huh, sebenarnya semenjak aku berhenti kerja di pabrik besi di cibitung sejak saat itulah aku merasa tidak berarti didepan mereka!

Seakan-akan aku seperti anak yang tidak memiliki kualitas dikeluarga ini. Secara dari diriku sudah gak ada lagi yang diharapkan!

Biasanya setiap bulan aku pegang duit dan pastinya setengah gajiku ku kirim pada mmereka ,dan biasanya aku gak pernah minta uang kepada orang tua ! Nah sekarang, terpaksa setiap hari harus bokek. Dan kadang harus minta sama orang tua .

Malu dan malu , itu yang kurasakan dan membuatku terbelenggu dilema galau.

Aku sich gak bakalan dimasukin dalam hati kalau misalnya mereka mengkritisi keadaanku saat ini. Karena memang aku gak salah koq dan selama ini aku juga sudah pernah membahagiakan mereka.

Hanya saja untuk saat ini .hmm lupakan saja hal tentang membahagiakan orang tua !

Menjengkelkan mereka ya mungkin!

. . .

Langit sudah terlihat cerah, awan hitam mulai merebah . Dan mulai ada sorotan matahari yang terpancar meski sinar hangatnya tidak terasa tapi itu cukup membuat ayah, ibu dan adiku merasa bahagia. Karena dengan redanya hujan aktifitas sudah mulai bisa mereka lakukan.

Nah, sekarang lihatlah aku? Aku sendiri yang belum punya jadwal kegiatan . Dan kini terlihat melongo didepan rumah.

Melongo kaya orang bego. . Menunggu panggilan yang sudah beberapa minggu gak dipanggil-panggil.

ya tuhan, sampai kapankah ini. . .